Oleh : Erik Alwin. S
Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada tahun 1868, beliau lahir dari keluarga besar utama kesultanan yogyakarta hadiningrat . Pada 1883 beliau pergi ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama. Saat beliau pulang ke tanah air beliau menemui seorang ulama yang akan memberikan nama Arab sebagai pengganti nama lama. Lalu beliau diberi Nama Kyai haji Ahmad Dahlan. Sebelumnya nama beliau diubah adalah Muhammad Darwis.
Kyai H. Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Kauman, Yogyakarta. Beliau juga sudah menunaikan ibadah haji ke mekkah pada usia 15 tahun dan tinggal di makkah selama 2 tahun untuk memperdalam ilmu agama islam, beliau juga mempelajari gerakan-gerakan pembaruan Islam yang saat itu tengah populer di beberapa negara.
Kyai H. Ahmad Dahlan belajar dan mengkaji pemikiran tokoh-tokoh pembaruan seperti Jamaluddin al-Afghani, Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Rida. Pembaruan merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya sebagai aksi untuk menggugah kesadaran dalam rangka membentuk citra diri melalui pola tertentu akibat timbulnya tantangan yang kompleks pada zamannya.
Semangat pembaruan ini mengakibatkan perpecahan umat Islam di Indonesia menjadi dua kelompok, yaitu modernis dan tradisionalis. Kelompok pertama dengan tokohnya H.O.S (Haji Oemar Said) Cokroaminoto (1882-1934), pemimpin besar Syarikat Islam (SI), KH. Ahmad Dahlan (1868-1923), pendiri Muhammadiyah, dan Ahmad Hasan (1887-1958), pendiri Persatuan Islam (Persis), berusaha meremajakan Islam agar dapat menyerap kemajuan Barat melalui sains ke dalam pengajaran serta mencoba memurnikan ajaran Islam dengan meningkatkan kesadaran beragama bagi pemeluknya. Dan kelompok kedua Kelompok kedua dengan tokohnya KH.Hasyim Asyari (1871-1947) berusaha meningkatkan peran Islam dan pemikiran Islam dengan tetap berpegang pada ajaran empat madzhab. Banyak perbedaan prepektif dari dua kelompok tersebut maupun dari segi tujuan pendidikan islam, materi pendidikan islam, metode pendidikan islam, dan menejemen lembaga pendidikan islam.
Banyak yg di berikan oleh kyai ahmad dahlan tentang gerakan gerakan pembaruan islam supaya meremajakan Islam agar dapat menyerap kemajuan Barat melalui sains ke dalam pengajaran serta mencoba memurnikan ajaran Islam dengan meningkatkan kesadaran beragama bagi pemeluknya.
Referensi :
Pemikiran pendidikan islam prepektif KH. Ahmad dahlan (1869-1923 m ) dan KH. Hasyim asyari (1871-1947 m) zetty azizatun ni’mah