Malam mencekam
Pagi membungkam
Siang pun meresahkan
Dan, kembali lagi pada titik kejenuhan
Hendak kemana diri ini?
Telah jauh kumelangkah
Tertatih, terseret, bahkan berlari
Semua ku lalui hingga pada titik pencapian
Dimana keberhasilan itu telah tertata rapi dalam genggaman ku
Namun, terngiang lagi
Untuk apa semua ini?
Seakan sirna tujuan
Hanyalah kehampaan yang bersemayam
Lamaku termenung
Hampa langkahku
Gelisah jiwaku.
**
Pernah disuatu malam
Kuterjaga dari mimpiku
Laailaaha illallah
Kalimat itu terus terngiang dalam pendengaranku
Aku terpaku.
Setetes demi setetes airmata membasahi pipiku
Ketika itu kaki ku melangkah terarah dan semakin terarah
Kusucikan diriku dengan wudu
‘Allahuakbar’ takbir pun ku panjatkan
Dalam setiap gerakan hingga di akhir sujudku
Hanya ketenangan, zikrullah dan air mata yang membasahi sajadahku
Lama kutermenung seusai sholat
Terekam semua peristiwa
Terbayang amalan-amalan nista
Terngiang semua ucapan dusta
Tergambar rentetan dosa
Duhai Allah…….
Siapa diri hina ini?
Tak pantas harta itu kusombongkan
Tak layak aib itu kujabarkan
Sudah sejauh ini aku tersesat
Sudah sedalam ini aku terjerembab
Sudah sekian lama aku terhina
Astagfirullahal’adziim (3*)
Duhai Allah..
Aku mohon magfirah-Mu
Hamba mohon taubat dari-Mu yaa Rab
Aku mengharapkan ketentraman
Aku mengimpikan kedamaian
Kudekap satu cahaya lalu kurasakan batin ini bergetar
Ternyata aku Rindu
Aku rindu padamu yaa Rab
Aku ingin bersua dengan –Mu yaa Rab
Aku mendambakan ketenangan ketika ku berjumpa dengan-Mu
Tak mampu kutahankan gejolak tangis terisak pilu rindu akan Mu
Mengingat tutur Mu yang kian terabaikan
Satu pilu berjuta resah akan firman Mu
aku mendambakan ketenangan dikala ku bersua dengan Mu ya Rabb
Maka rangkulah aku dalam dekapan Mu
Rahmati aku dengan ampunan Mu
sayangi aku dalam keridoanmu yaa Robbi rabbul izzatii
“wahai jiwa yang tenang,
kembalilah kepada Tuhan mu dengan hati yang ridha dan di ridhoinya
Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba Ku
dan masuklah kedalam syurga Ku”
Goresan pena: Mujahidah Dian Furqani M