Oleh : Enje Fitri Pebriliani
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau ramah di sebut IMM. Mendengar kata IMM sudah tidak asing lagi tentunya bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Tapi, sejauh mana sih mahasiswa PTM mengenal IMM? Mengingat pengalaman saya saat menjadi maba dulu bahkan sampai sekarang juga, yaa tidak jarang banyak mahasiswa yang hanya tau nama tapi sama sekali tidak kenal, Nah sekarang yang mau kenalan nih saya akan sedikit cerita sejarah singkat mengenai terbentuknya IMM.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah sebuah organisasi gerakan mahasiswa islam sekaligus organisasi otonom Muhammadiyah yang memberikan sumbangsih perkaderan bagi persyarikatan Muhammadiyah. Pada dasarnya memang IMM sebagai organisasi kader yang memposisikan perkaderan sebagai hal yang paling mendasar, yang mana perkaderan di harapkan akan meregenerasi personal dalam mewujudkan tujuan organisasi serta melajutkan estafet kepemimpinan, yang tentu nya sesuai dengan tujuan didirikannya IMM itu sendiri yaitu “Mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah”.
Pada 14 Maret 1964 bertepatan dengan 29 syawwal 1384 H resmi di bentuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang saat itu di resmikan oleh ketua PP Muhammadiyah KH. Ahmad Badawi di Yogyakarta, dengan empat tokoh pelopor berdirinya IMM yaitu Drs. Moh. Djazman Al-Kindi dimana pda saat itu beliau adalah sebagai koordinator sekaligus ketua umum pertama, lalu ada Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, dan Margono. Secara garis besar di bentuk nya IMM ini di landaskan berdasarkan dengan dua faktor yaitu meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Mengenai faktor internal ini merupakan faktor yang bersumber dari kondisi di dalam Muhammadiyah itu sendiri, yang mana di pengaruhi oleh motivasi idealisme untuk mengembangkan ideologi, paham, dan cita-cita Muhammadiyah. Maka untuk mewujudkan hal tersebut mengharuskan Muhammadiyah untuk mampu memasuki seluruh lini kehidupan manusia yang heterogen, nah salah satu nya kalangan mahasiswa. Sebenarnya masih banyak peristiwa yang mau saya sampaikan mengenai faktor internal ini tapi karena ini tentang sejarah singkat nya saja jadi ya. dengan semua bentuk perjuang yang tidak sebentar dan banyak peristiwa yang di lalui akhirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah resmi terbentuk dengan di tandai penandatanganan “Enam Penegasan IMM” oleh KH. Ahmad Bahdawi, enam penegasan itu meliputi :
- Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam,
- Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM,
- Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah.
- Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang- undang, peraturan, serta dasar dan falsafah Negara,
- Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah dan,
- Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi ta’ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
Penegasan ini sebenarnya merupakan interpretasi pemahaman dari firman Allah SWT. Dalam Q.S Al-Imran:104 dan di harapkan kader-kader Muhammadiyah khususnya IMM dapat merealisasikan dengan melakukan dakwah amar ma’ruuf nahi munkar, fastabiqul khairot (berlomba-lomba dalam kebaikan & demi kebaikan).
Sedangkan faktor eksternal bersumber dari kondisi di luar dari Muhammadiyah yaitu realitas umat Islam dan bangsa Indonesia pada saat itu. dimana keadaan dan kehidupan umat islam waktu itu masih banyak dipenuhi oleh tradisi, paham, dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran islam yang sesungguhnya. Keyakinan dan praktik keagamaan umat islam termasuk di dalamnya mahasiswa banyak tercampur baur dengan takhayyul, bid’ah dan khurafat. Sementara itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tengah terancam oleh pengaruh ideologi komunis (PKI), keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan konflik kekuasaan antar golongan dan partai politik. Kedua faktor itulah yang menjadi dasar sekaligus latar belakang lahirnya IMM.
Lantas apakah yang menjadi iterelasi antara IMM dan mahasiswa? Sebagus itukah IMM untuk mahasiswa? Berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya yang ada di kampus, IMM merupakan organisasi yang tidak hanya bergerak di bidang kemahasiswaan saja tetapi juga bergerak dalam bidang kemasyarakatan dan pastinya juga keagamaan. Sesuai dengan Trilogi (ranah gerak) dari IMM yaitu meliputi keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Sejalan dengan ranah gerak nya IMM juga memiliki Trikompetensi dasar meliputi religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Trikompetensi dasar ini adalah suatu kapasitas yang pastinya harus di miliki oleh kader nantinya, ketiga hal tersebut harus ada dalam kepribadian setiap kader IMM, dimana keimanan, kecerdasan, dan kemanusiaan tergabung menjadi satu kesatuan yang seimbang, ya bisa di bilang IMM punya menu paket lengkap. Jadi di dalam IMM mahasiswa tidak hanya di bimbing dalam keagamaan tetapi juga di bimbing untuk menjadi mahasiswa yang aktif, kritis serta berguna bagi masyarakat sekitar baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Dari apa yang saya tulis sebelumnya tadi, berdasarkan Trilogi dan Trikompetensi dasar nya, dapat di lihat bahwa IMM sebenarnya organisasi yang di butuhkan mahasiswa untuk menjadi wadah dalam mengembangkan potensi dan minat bakat yang ada pada diri tiap-tiap mahasiswa melalui bidang-bidang yang telah di sediakan. Dan kita sebagai mahasiswa seharusnya lebih tanggap dalam memanfaat kan peluang yang ada ini untuk berproses meningkatkan potensi pada diri kita. Sebagai mahasiswa, tentunya sangat wajar mempunyai semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan bahkan hal ini adalah hal klasik yang menjadi alasan semua pelajar saat mereka berangkat lalu duduk di kelas, tapi bagi saya dunia perkuliahan itu tidak hanya sebatas menuntut ilmu saja tetapi juga tentang bagaimana kita bersosialisasi dan berkontribusi di dalamnya, menghasilkan karya nyata dan memberikan yang terbaik untuk kamp dan Muhammadiyah.
Referensi :
Noor Chozin Agham. 1997. Melacak Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta : Penerbit Pers Perkasa.